Sunday, June 12, 2016

RAGAM DAN LARAS BAHASA

1. PENDAHULUAN 
Ketika bahasa itu berada pada tataran fungsi bahasa ekspresi diri dan fungsi
bahasa komunikasi, bahasa yang digunakan masuk ke dalam ragam bahasa
dan laras bahasa. Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terbentuk
karena pemakaian bahasa. Pemakaian bahasa itu dibedakan berdasarkan
media yang digunakan topik pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Di pihak
lain, laras bahasa dimaksudnya kesesuaian antara bahasa dan fungsi
pemakaiannya. Fungsi pemakaian bahasa lebih diutamakan dalam laras
bahasa dari pada aspek lain dalam ragam bahasa. Selain itu, konsepsi antara  
ragam bahasa dan laras bahasa saling terkait dalam perwujudan aspek
komunikasi bahasa. Laras bahasa apa pun akan memanfaatkan ragam
bahasanya. Misalnya, laras bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.

2. RAGAM BAHASA 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ragam bahasa diartikan variasi
bahasa menurut pemakaiannya, topic yang dibicarakan hubungan pembicara
dan teman bicara, dan medium pembicaraannya. (2005:920). Pengertian
ragam bahasa ini dalam berkomunikasi perlu memperhatikan aspek (1) situasi
yang dihadapi, (2) permasalahan yang hendak disampaikan, (3) latar
belakang pendengar atau pembaca yang dituju, dan (4) medium atau sarana
bahasa yang digunakan. Keempat aspek dalam ragam bahasa tersebut lebih
mengutamakan aspek situasi yang dihadapi dan aspek medium bahasa yang
digunakan dibandingkan kedua aspek yang lain.

2.1. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaianannya 
Berdasarkan situasi pemakaiannya, ragam bahasa terdiri atas tiga bagian,
yaitu ragam bahasa formal, ragam bahasa semiformal, dan ragam bahasa
nonformal. Setiap ragam bahasa dari sudut pandang yang lain dan berbagai
jenis laras bahasa diidentifikasikan ke dalam situasi pemakaiannya. Misalnya,
ragam bahsa lisan diidentifikasikan sebagai ragam bahasa formal, semiformal,
atau nonformal. Begitu juga laras bahasa manjemen diidentifikasikan sebagi
ragam bahasa formal, semiformal, atau nonformal. Ragam bahasa formal
memperhatikan kriteria berikut agar bahasanya menjadi resmi.
1. Kemantapan dinamis dalam pemakaian kaidah sehingga tidak kaku
tetapi tetap lebih luwes dan dimungkinkan ada perubahan kosa kata
dan istilah dengan benar.
2. Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara konsisten dan eksplisit.
3. Penggunaan bentukan kata secara lengkap dan tidak disingkat.
4. Penggunaan imbuhan (afiksasi) secara eksplisit dan konsisten.
5. Penggunaan ejaan yang baku pada ragam bahasa tulis dan lafal yang
baku pada ragam bahasa lisan.
Berdasarkan kriteria ragam bahasa formal di atas, pembedaan antara ragam
formal, ragam semiformal, dan ragam nonformal diamati dari hal berikut:
1. Pokok masalah yang sedang dibahas,
2. Hubungan antara pembicara dan pendengar,
3. Medium bahasa yang digunakan lisan atau tulis,
4. Area atau lingkungan pembicaraan terjadi, dan
5. Situasi ketika pembicaraan berlangsung.
Kelima pembedaan ragam bahasa di atas, dipertegas lagi pembedaan antara
ragam bahasa formal dan ragam bahasa nonformal yang paling mencolok
adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan kata sapaan dankata ganti,misalnya:
 Saya dan gue/ogut
 Anda dan lu/situ/ente
2. Penggunaan imbuhan (afiksasi), awalan (prefix), akhiran (sufiks),
gabungan awalan dan akhiran (simulfiks), dan imbuhan terpisah
(konfiks). Misalnya:
  Awalan:  menyapa – apaan
                Mengopi – ngopi
  Akhiran: laporan – laporin
                 Marahi – marahin
               Simulfiks:     menemukan------nemuin
                                    Menyerahkan-----nyerahin
               Konfiks:        Kesalaha-----------nyalahin
                                     Pembetulan-------betulin
(4) Penggunaan unsur fatik (persuasi) lebih sering muncul dalam ragam
bahasa nonformal, seperti sih, deh, dong,kok,lho, ya kale, gitu ya.
(5) Penghilangan unsure atau fungsi kalimat (S-P-O-Pel-Ket) dalam ragam
bahasa nonformal yang  menganggu penyampaian suatu pesan. Misalnya,
      Penghilangan subjek:  Kepada hadirin harap brdiri.
      Penghilangan predkat:  Laporan itu untuk pimpinan.
      Penghilangan objek    : RCTI melaporkan dariMedan.
      Penghilangan pelengkap:  Mereka berdiskusi dilantai II.
 
2.2. Ragam bahasa berdasarkan mediumnya 
      Berdasarkan mediumnya ragam bahasa terdiri atas dua ragam bahasa,yaitu
            (1) ragam bahasa  lisan
            (2) ragam bahasa tulis.
 Ragam bahasa lisan adalah bahasa  yang dilafalkan langsung oleh
penuturnya  kepada pendengar atau teman bicaranya. Ragam bahasa lisan
ini ditentukan oleh intonasi dalam pemahaman maknanya. Misalnya,
                     (a)Kucing / makan tikus mati.
                    (b) Kucing makan / tikus mati.
                    (c)  Kucing makan tikus / mati.
Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang ditulis atau dicetak dengan
memerhatikan penempatan tanda baca dan ejaan secara benar.
Ragam bahasa tulis  dapat bersifat  formal, semiformal, dan non-formal. Dalam
penulisan makalah seminar dan skripsi, penulis  harus menggunakan
ragam bahasa  formal sedangkan  ragam bahasa semiformal digunakan
dalam perkuliahan dan ragam bahasa non-formal digunakan keseharian secara
informal. Berikut ini dideskripsikan perbedaan dan persamaan antara bahasa
lisan dan bahasa tulius dalam bentuk bagan
            Penggunaan ragam bahasa dan laras  bahasa dalam penulisan
karangan ilmiah harus berupaya pada
         (1) ragam bahasa  formal,
         (2) ragam bahasa tulis,
         (3) ragam bahasa lisan ,
         (4) laras bahasa  ilmiah, dan
         (5) berbahasa Indonesia dengan  baik  dan benar.  

3.  LARAS  BAHASA 
Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya.
Laras bahasa terkait langsung sung dengan selingkung bidang (home style)
dan keilmuan, sehingga dikenallah laras bahasa ilmiah dengan bagian sub-
sublarasnya. Pembedaan diantara sub-sublaras bahasa seperti dalam laras
ilmiah itu dapat diamati dari :
               (1) penggunaan kosakata  dan bentukan kata,
               (2) penyusunan frasa,klausa, dan kalimat,
               (3) penggunaan istilah
               (4) pembentukan paragraph,
               (5) penampilan halteknis,
               (6) penampilan kekhasan dalam wacana.
Berdasarkan konsepsi  laras bahasa tersebut, laras bahasa ekonomi
mempunyai sub-sublaras bahasa manajemen, sublaras akuntansi, sublaras
asuransi, sublaras perpajakan, dll. 

No comments:

Post a Comment